HANDOUT KEWIRAUSAHAAN
PERTEMUAN I
1. Pokok Bahasan : Wirausaha dan Prinsip-prinsip Wirausaha
2. Sub. Pokok Bahasan :
- Pengertian
- Peranan Wirausah
- Prinsip-prinsip Bisnis
- Prinsip-prinsip Wirausaha
3. Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah pertemuan selesai,
mahasiswa mampu memahami pengertian dan peranan wirausaha.
4. Wirausaha
4.1 Pengertian Wirausaha
Wirausaha bila ditinjau dari etimologinya berasal dari kata
”wira” dan ”Usaha”. Kata ”wira” berarti ”teladan” atau patut dicontoh,
sedangkan ”usaha” berarti ”kemauan keras”, memperoleh manfaat. Jadi seorang
wirausaha dapat diartikan ”seorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang
patut menjadi teladan hidup”. Dengan demikian seorang wirausaha dapat
dideskripsikan sebagai seorang yang mempunyai:
a. Wawasan komersiil dan kesadaran akan pasar.
b. Kemampuan untuk bekerja secara tekun dan mandiri.
c. Pikiran yang inovatif dan kreatif.
d. Kemampuan untuk memanajemeni dan mengarahkan perubahan.
e. Kapasitas mengorganisasi dan keterampilan.
f. Stamina dan daya tahan.
g. Kemampuan untuk bergaul yang baik dengan orang dari
segala tingkatan.
Untuk menjadi seorang wirausaha, harus melalui beberapa
tahapan yaitu:
a. Tahap Eksplorasi (Penjelajahan)
Seseorang di masa akhir remaja sampai akhir usia dua
puluhan, membutuhkan kegiatan menjelajah, bereksperimen dan mengambil resiko
persisi seperti perusahaan perintis.
b. Tahap Konsolidasi
Pada tahap ini, seseorang butuh menetap dalam suatu
rutinitas untuk memantapkan diri anda dan untuk berspesialisasi.
c. Tahap Pembaharuan
Pada tahap ini, seseorang mulai meluaskan cakrawala, dimana
seseorang menjadi terlibat dalam pengembangan diri, orang lain atau terhadap
produk atau pasar dalam arti seluas-luasnya.
d. Tahap Individualisasi
Seseorang pada tahap ini telah menjadi matang dimana telah
menimba dari pusat sejati manusia dan menemukan jati diri sehingga dapat
mewujudkan impian-impian masa mudanya.
Kualitas wirausaha sebagian besar bersifat naluriah dan
karenanya sulit dibina. Namun melalui tantangan dan dukungan yang sesuai, akan
dapat berkembang sebagai wirausaha yang sukses. Sebagai wirausaha tidak akan
berkembang, hanya dengan menghadiri kursus pelatihan formal, karena wirausaha
lebih butuh dihadapkan dengan tantangan pribadi dan bisnis yang harus diberi
respons.
4.2 Peranan Wirausaha
Peranan wirausaha adalah untuk meresapi aktivitas usaha
dengan semangat kewirausahaan dan mengubah semangat itu menjadi energi untuk
terjun ke dalam pembaharuan-pembaharuan. Beberapa wirausaha mungkin menganggap
keseimbangan antara resiko dan keamanan yang ditawarkan oleh perusahaan yang
terstruktur secara otonom lebih dapat diterima dibanding bisnis milik sendiri
yang tidak dikenali peluangnya untuk mengembangkan usaha baru. Maka para
wirausaha tidak tertarik untuk menaiki tangga perusahaan dengan cara
konvensional.
4.3 Enam Belas Prinsip Bisnis
Menurut Tao Chu Kung, ada enam belas prinsip bisnis yang
harus dipegang oleh wirausaha, yaitu:
a. Rajin dan tekun berusaha, kemalasan akan berakibat petaka.
b. Hemat dalam pengeluaran, pemborosan menggerogoti modal.
c. Ramah kepada semua orang, ketidaksabaran mendatangkan
kerugian.
d. Jangan menyia-nyiakan kesempatan, penundaan menghilangkan
peluang.
e. Lugas dalam bertransakasi, keraguan membawa pertikaian.
f. Berhati-hati dalam memberi kredit, kemurahan hati yang
berlebihan memboroskan
modal.
g. Periksa semua account dengan cermat, kelalaian menghambat
rejeki.
h. Bedakan yang baik dari yang jahat, ketidakpedulian
melumpuhkan usaha.
i. Kendalikan sediaan dengan sistematis, kecerobohan
menciptakan kekacauan.
j. Adil dan tidak pilih terhadap karyawan, prasangka
menimbulkan kemalasan.
k. Periksa dengan cermat semua nota pengeluaran dan
pemasukan, kealpaan berakibat
kemahalan.
l. Periksa dagangan sebelum diterima, kesembarangan
mendatangkan kemalangan.
m. Kaji dengan teliti setiap perjanjian, ingkar
menghancurkan kepercayaan.
n. Bijaksana dan jujur dalam usaha, manajemen yang buruk
membuka peluang korupsi.
o. Tunjukkan rasa tanggungjawab, sikap tak bertanggungjawab
mengundang kesulitan.
p. Bersikap tenang dan penuh percaya diri, sikap nekat
menghambat perkembangan.
4.4 Prinsip-prinsip Wirausaha
Banyaknya orang melakukan suatu usaha, maka akan terjadi
persaingan yang ketat diantara mereka untuk menjadi wirausahawan yang berhasil.
Untuk itu, perlu diterapkan prinsip-prinsip yang tepat dalam berwirausaha agar
setiap usaha yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip
tersebut adalah: (1) Mengenal potensi diri, (2) Berani menghadapi tantangan,
(3) Mental yang tangguh dan berkemauan yang keras, (4) Disiplin diri, (5) Hemat
dan cermat, (6) Keterbukaan, (7) Wibawa dan jujur, (8) Percaya diri, (9)
Berpegang pada program, (10) Modal kecil hasil besar, (11) Memperhatikan
kebutuhan konsumen, (12) Tepat waktu, (13) Memperhatikan keadaan pasar, (14)
Bijaksana.
5. Sumber Belajar :Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip
Wirausaha.Yogyakarta:Liberty
6. Metode Pembelajaran : Ceramah dan diskusi
7. Evaluasi
a.Apa yang dimaksud dengan wirausaha?
b.Apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha?
c.Tahapan apa sajakah yang harus dilalui oleh seorang
wirausaha ?
d.Apakah peranan wirausaha?
e.Sebutkan dan Jelaskan enam belas prinsip bisnis!
f.Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip wirausaha !
PERTEMUAN II
1. Pokok Bahasan : Karakter Wirausaha
2. Sub. Pokok Bahasan :
- Wirausaha Bertindak Berdasarkan Intuisi dan analisis
- Wirausaha Tampil Sebagai Pembaharu
3.Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu memahami
karakter wirausaha
4. Materi
4.1 Wirausaha Bertindak Berdasarkan Intuisi dan analisis.
Dalam mengelola perusahaan, seorang wirausahawan tidak lepas
dari berbagai/tindakan yang berdasarkan pada pemikiran-pemikiran yang akurat.
Dengan satu tindakan yang tepat berarti dapat dikatakan telah menjawab satu
tantangan atau lebih yang berisi pemikiran yang cemerlang. Wirausahawan atau
interpreneur adalah pengusaha yang mampu melihat peluang mencari dana dan
sumber daya lain yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut. Seorang
wirausaha dituntut untuk bertindak berdasarkan atas analisa-analisa dari seluk
beluk kegiatan usaha yang akan dilakukan.
Intuisi adalah daya atau kemampuan untuk mengetahui sesuatu
tanpa dipikirkan atau dipelajari. Intuisi dan daya kreasi berperan lebih
dominan, sementara daya analisis tetap ada namun sifatnya laten. Peter Ducker
memformulasikan ciri-ciri khusus yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah;
(1) bekerja keras, (2) optimistis, (3) berupaya menghasilkan satu cara yang
terbaik, (4) dorongan untuk dapat berprestasi, (5) mampu mengorganisasi, (6)
bertanggungjawa, (7) orientasi pada uang, (8) orientasi pada imbalan, dan (9)
memperhatikan pada kualitas.
Pada tahap eksperimentasi agar pertumbuhan usaha lebih maju,
ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu: (1) perencanaan misi dan visi,
(2) proyeksi kebutuhan investasi awal, dan (3) penentuan tingkat laba yang
layak.
4.2 Wirausaha Tampil Sebagai Pembaharu
Pandangan bisnis modern mengajarkan tentang bagaimana
melakukan pembaharuan prinsip-prinsip ekonomi yang sudah sulit untuk
dipertahankan lagi. Para usahawan dewasa ini, berbeda pandangan bisnisnya
dibandingkan dengan para usahawan generasi terdahulu, perbedaannya terletak
dalam bidang gaya hidup, nilai-nilai dan lingkungan, masyarakat yang lebih
luas, mereka lebih banyak memperoleh informasi mutakhir, lebih memperhatikan
aspek-aspek sosial dan mereka mengharapkan lebih banyak daripada usaha-usaha
kerja yang dilakukan. Dengan berbagai peluang yang muncul, wirausaha dapat
menjalin hubungan dengan negara lain karena bisa mengekspor produk dalam
negeri, yang tentunya membawa pengaruh kedua belah pihak sehingga berkembanglah
peluang-peluang lainnya. Seorang wirausaha mempunyai kemampuan lebih dalam
mengembangkan kreativitas bisnis, sehingga dimungkinkan untuk selalu dibutuhkan
kehadirannya untuk merubah perkapita penduduk Indonesia
5.Sumber Belajar :Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip
Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : Ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a.Bagaimanakah karakter seorang wirausaha?
b.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha bertindak
berdasarkan intuisi dan
analisis !
c.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha tampil sebagai
pembaharu !
PERTEMUAN Iii
1.Pokok Bahasan : Strategi Wirausaha
2.Sub. Pokok Bahasan :
- Masalah Membawa Berkah
- Peluang dapat diciptakan
- Pelanggan Seumur Hidup
- Belajar dari Sukses Orang Lain.
3.Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu memahami
strategi wirausaha
4. Materi
4.1 Masalah Membawa Berkah
Suatu permasalahan itu, selalu atau pasti mempunyai jalan
keluar walaupun serumit apapun masalah tersebut dengan penyelesaiannya akan
membawa akibat yang bermanfaat. Dalam usaha atau bisnis seseorang yang
merupakan bagian dari kehidupan, tentunya menghadapi masalah dan masalah
tersebutpun akan memberi manfaat pada perusahaan sendiri ataupun pada konsumen
atau pihak lain.
Cara untuk mengatasi maslah dalam usaha, antara lain: (1)
melakukan riset, (2) usaha meningkatkan mutu/kualitas produk, dan (3) usaha
meningkatkan promosi.
4.2 Peluang Dapat Diciptakan
Secara umum, peluang diartikan sebagai suatu kesempatan.
Sedangkan pengertian peluang dalam usaha adalah sesuatu hal yang dapat
dimasuki, atau dengan usaha yang dilakukan dapat diambil keputusan ke arah
kemajuan dan pengembangan usaha. Peluang dapat diciptakan di semua bidang.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin hari semakin ketat, seorang pengusaha
harus pandai dan aktif mencari peluang yang ada di pasar. Pasar yang dituju
adalah pasar yang merupakan pusat-pusat kemakmuran dan pasar potensial.
Usaha yang dilakukan pengusaha dalam menciptakan peluang
usahanya adalah dengan (1) mengenali produknya, (2) produk apa yang perlu
dibuat, apa manfaatnya, (3) merk kemasan, label apa yang akan digunakan untuk
setiap produk, dan (4) apa tujuan corak desain sebuah produk dan berapa banyak
produk yang akan dibuat. Hal-hal tersebut harus dikaitkan dengan 4 ramuan
pemasaran, yaitu; product/produksi, price/harga, place/tempat,
promotion/promosi.
Agar perusahaan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
produknya selain memperhatikan hal-hal di atas, maka produsen harus
memperhatikan produk apa yang sedang ngetren juga dalam menyeleksi pasar
sasaran harus melakukan perkiraan kuantitatif dari ukuran volume penjualan
pasar untuk produk atau jasa yang laris.
Sebab-sebab kegagalan perusahaan dalam memasuki peluang
usaha yang ada, adalah: (1) kurang ulet dan lekas putus asa, (2) kurang tekun
dan kurang teliti, (3) kurang inisiatif dan kreatif, (4) tidak jujur dan tidak
tepat, (5) kekeliruan dalam lapangan usaha, (6) mengambil kredit tanpa
pertimbangan masak-masak, (7) kurangnya riset pemasaran dan kurang tanggap
terhadap sistem informasi pemasaran,diantaranya menganggap remeh terhadap
pesaing-pesaingnya sehingga produknya tidak laku, dan (8) tidak lakunya produk
karena terlalu percaya diri, menganggap produknya yang terbaik .
4.3 Pelanggan Seumur Hidup
Pada umumnya orang berfikir bahwa produknya dijual lebih
murah agar mendapatkan pelanggan yang banyak. Sebenarnya bukan itu yang
dipikirkan oleh pelanggan. Memang setiap orang ingin membeli barang dengan
harga murah, tetapi harga bukanlah satu-satunya alasan mengapa orang memutuskan
untuk membeli suatu barang. Disamping harga, wirausaha harus bisa memanfaatkan
iven-iven tertentu yang biasanya diabaikan oleh produsen. Misalnya, bila pada
hari libur toko lain tutup, maka keadaan ini bisa dimanfaatkan untuk tetap
membuka toko. Konsumen akan cenderung membeli di toko yang buka dan tidak
menutup kemungkinan akan datang lagi untuk hari-hari berikutnya.
Cara-cara yang bisa ditempuh oleh produsen agar memperoleh
konsumen dan lab yang lebih banyak, adalah :
a.Menanyakan kepada pelanggan, apa saja kebutuhan mereka.
- Berikan kesempatan kepada konsumen untuk melihat-lihat
barang terlebih dahulu,
kemudian tanyakan dengan sopan apa yang dibutuhkannya.
- Jika pelanggan meminta bantuan, usahakan untuk membantu,
bahkan seandainya barang
yang dibuthkan tidak tersedia, usahakan untuk tetap membantu
mencarikannya meski
dengan keuntungan yang hanya sedikit.
b.Berikan pelayanan yang baik setiap kali.
- Bentuklah sistem bukan sekedar senyuman.
Langkah-langkahnya, antara lain: (1)
dalam penerimaan pegawai, utamakan orang-orang yang mau
bekerja keras, (2)
Penataan ruang usaha yang seindah, serapi, senyaman mungkin
bagi para pelanggan,
dan (3) membuat inventarisasi barang yang tersedia sehingga
memudahkan pelayanan.
- Jangan segan-segan memecat para pekerja yang tidak
memperhatikan kepuasan
pelayanan bagi para pelanggan.
c.Cara mengurus pelanggan atau karyawan.
Ucapan terimakasih kepada konsumen dan karyawan sangat
penting dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, harus dilakukan oleh
pemimpin perusahaan itu sendiri.
d.Kepemimpinan adalah unjuk kerja
e.Kesan itu penting
g.Menciptakan produk yang mudah dijual
h.Pinjam, pinjam, pinjam
i.Bisnis sendiri adalah isi iklan bisnis sendiri.
j.Berpikirlah bahwa pelanggan akan datang kembali.
4.4 Belajar dari sukses orang lain
Pengalaman sendiri tidak memberikan kemajuan yang cukup
banyak oleh karena itu, wirausahawan harus banyak belajar dari pengalaman
pendahulu-pendahulunya yang sudah sukses dalam usaha. Pengalaman-pengalaman itu
bisa ditulis dalam bentuk buku, misalnya pembukuan dan keuangan. Ada enam kiat
yang dapat membangun mental dan kepribadian wirausahawan, yaitu: (1) kemauan
yang keras, (2) keyakinan kuat atas kekuatan sendiri, (3) kejujuran dan
tanggungjawab, (4) ketahanan fisik dan mental, (5) ketekunan dan keuletan untuk
bekerja keras, dan (6) pemikiran yang konstruktif dan kreatif.
5.Sumber Belajar: Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip
Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a. Masalah membawa berkah, mengapa demikian? Jelaskan!
b. Dalam wirausaha, peluang dapat diciptakan. Bagaimanakah
caranya menciptakan
peluang dalam usaha?
c. Bagaimana cara seorang pengusaha agar mempunyai pelanggan
seumur hidup?
d. Bagaimana caranya agar tetap menjadi wirausaha yang
sukses?
PERTEMUAN IV
1.Pokok Bahasan : Landasan Kepemimpinan Wirausaha
2.Sub. Pokok Bahasan :
- Tanggung Jawab wirausaha
- Tipe-tipe Kepemimpinan
- Ajaran Kepemimpinan Menjadi Landasan Wirausaha
3.Tujuan Pembelajaran Khusus:Mahasiswa mampu memahami
landasan kepemimpinan wirausaha
4. Materi
4.1 Tanggung Jawab Wirausaha
Seorang wirausaha pada dasarnya adalah seorang pemimpin
usaha, keberhasilan untuk memimpin usaha sangat tergantung seberapa besar
tanggungjawabnya dalam usaha yang merealisasi impiannya. Wirausaha bukan hanya
dapat memberi perintah kepada orang lain, tetapi bila kegiatan yang
dirancangnya tidak berjalan semestinya, wirausahawan mampu mengatasi dengan
baik. Yang temasuk tanggungjawab dari seorang wirausaha adalah menggerakkan dan
memimpin pelaksanaan kegiatan organisasi bisnis. Jika keputusan telah diambil
untuk melaksanakan tugasnya, maka keputusan-keputusan itu harus menjadi
tindakan-tindakan yang praktis, yaitu antara lain menetapkan tugas, menunjukkan
tugas dan memberikan tugas. Tugas-tugas dapat diperinci secara jelas dan
orang-orang diserahi tanggung jawab terhadapnya, sehingga mutu dari
penyelenggaraan kerja akan lebih mudah dikendalikan. Untuk dapat menjalankan
tugas secara efektif, perlu adanya persamaan pandangan antara pemberi perintah dan
penerima perintah. Cara untuk menjamin adanya kesatuan kebijaksanaan dan
pelaksanaan pada delegasi akan diberikan beberapa situasi yang memungkinkan.
4.2 Tipe-tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan seorang wirausaha tercermin dari
penampilan sampai dengan realisasi ide/gagasan. Tipe kepemimpinan pada umumnya
dipengaruhi oleh bakat dan pembawaan seseorang serta lingkungannya, yang
terbagi menjadi:
a.Tipe Otokratis
Tipe otokratis adalah seorang pemimpin yang: (1) menganggap
organisasi sebagai milik pribadi, (2) mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi, (3) menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, (4) tak mau
menerima kritik, saran da pendapat, (5) tergantung pada kekuasaan formal, dan
(6) menggerakkan bawahan dengan paksaan.
b.Tipe Militeristik
Tipe militeristik adalah seorang pemimpin yang: (1) menuntut
disiplin yang tinggi dan baku dari bawahan, (2) senang pada formalitas, dan (3)
sistem perintah untuk menggerakkan bawahan.
c.Tipe Paternalistik
Tipe paternalistik yaitu seorang pemimpin yang: (1)
menganggap bawahan belum dewasa, (2) sering bersikap mahatahu, dan (3) jarang
memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan dan inisiatif maupun
mengembangkan kreatifitas.
d.Tipe Demokratis
Tipe demokratis adalah seorang pemimpin yang: (1) ada
kebebasan tanpa pengendalian, (2) pimpinan tidak mengendalikan bawahan
sepenuhnya, (3) segala sesuatu dipercayakan pada bawahan, dan (4) pimpinan kurang
bertanggungjawab pada kelompoknya.
e.Tipe Liberalistik
Tipe liberalistik adalah pimpinan yang: (1) ada kebebasan
tanpa pengendalian, (2) pimpinan tidak mengendalikan bawahan sepenuhnya, (3)
segala sesuatu dipercayakan pada bawahan, dan (4) pimpinan kurang bertanggungjawab
pada kelompoknya.
4.3 Ajaran Kepemimpinan Menjadi Landasan wirausaha
Ajaran kepemimpinan seorang wirausaha, sebagai berikut:
a.Ajaran kepemimpinan Hasta Brata (Makutoromo)
b.Ajaran kepemimpinan Pancasila
c.Ajaran kepemimpinan Ronggowarsito
d.Ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro
5.Sumber Belajar:Tarmudji,Tarsis.1996.Prinsip-prinsip
Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a.Bagaimanakah tanggungjawab seorang wirausaha?
b.Jelaskan tipe-tipe kepemimpinan yang dimiliki wirausaha?
c.Mengapa ajaran kepemimpinan menjadi landasan wirausaha
PERTEMUAN V
TES MID SEMESTER
1.Apa yang dimaksud dengan wirausaha?
2.Apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha?
3.Tahapan apa sajakah yang harus dilalui oleh seorang
wirausaha ?
4.Apakah peranan wirausaha?
5.Sebutkan dan Jelaskan enam belas prinsip bisnis!
6.Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip wirausaha !
7.Bagaimanakah karakter seorang wirausaha?
8.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha bertindak
berdasarkan intuisi dan
analisis !
9.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha tampil sebagai
pembaharu
10.Masalah membawa berkah, mengapa demikian? Jelaskan!
11.Dalam wirausaha, peluang dapat diciptakan. Bagaimanakah
caranya menciptakan
peluang dalam usaha?
12.Bagaimana cara seorang pengusaha agar mempunyai pelanggan
seumur hidup?
13.Bagaimana caranya agar tetap menjadi wirausaha yang
sukses?
14.Bagaimanakah tanggungjawab seorang wirausaha?
15.Jelaskan tipe-tipe kepemimpinan yang dimiliki wirausaha?
16.Mengapa ajaran kepemimpinan menjadi landasan wirausaha?
PERTEMUAN VI
1.Pokok Bahasan : Kemitraan Dalam Bisnis
2.Sub. Pokok Bahasan:
- Lima Jenis Kelompok Bisnis
- Hidup dan Bekerja Bersama
- Mengurangi Kesenjangan Industri
3. Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu memahmi
kemitraan dalam bisnis.
4. Materi
4.1 Lima Jenis Kelompok Bisnis
Yuri Sato, staf peneliti Institut Pengembangan Ekonomi
Tokyo, menggolongkan kelompok bisnis di indonesia ke dalam lima jenis, yaitu:
a.Comprehensive businnes group
Diversifikasi usahanya sangat luas, meliputi sektor
keuangan, industri, perdagangan. Contoh: BCA.
b.Financial business group
Berangkat dari sektor keuangan, lalu melakukan diversivikasi
ke sektor-sektor lain. Contoh: Lippo, Panin.
c.Multi-industrial business group
Bertumpu pada sektor manufakturing dengan rupa-rupa
industri, tetapi lemah di sektor keuangan. Ada yang berdiversifikasi dalam
sektor non industri, misal: Astra, Kedaung. Ada yang berdiversifikasi dalam
sektor non industri.
d.Non industrial business group
Didasarkan atas sektor non industri seperti pengangkutan,
konstruksi, real estate, perdagangan eceran, percetakan, jasa-jasa lain dan
diversifikasi ke sektor-sektor lain.
4.2 Hidup dan Bekerja Bersama
Kegiatan industri akan berarti bila dapat dukungan dari
masyarakat dan produk tersebut dibutuhkan oleh masyarakat. Kelompok wirausaha berperan
penting dalam kerangka perkembangan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik
untuk masa yang akan datang. Maka diperlukan adanya berbagai standarisasi yang
dapat membantu aktivitas usaha agar berkembang dengan ukuran yang seobyektif
mungkin.
4.3 Mengurangi Kesenjangan Industri
Kesenjangan industri, bukan kondisi yang diinginkan oleh
semua pihak, namun kenyataan itu selalu terjadi akibat berbagai kondisi dan
kepentingan mekanisme pasar, sehingga mewarnai struktur ekonomi yang ada.
Pergeseran struktur ekonomi yang ada di Indonesia akhir-akhir ini justru sangat
diwarnai oleh meningkatnya peranan sektor industri, walaupun sektor-sektor lain
juga mengalami pertumbuhan namun cenderung lambat.
Keterbelakangan industri kecil pada umumnya dapat dikenali
dengan mudah karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang memiliki
perencanaan usaha.
b.Tenaga kerja terbatas kemampuannya
c.Sistem akuntasi kurang baik, kadang-kadang tidak memiliki
sama sekali.
d.Kemampuan pemasaran yang sangat terbatas.
e.Marjin keuntungan sangat tipis, karena skala ekonomi
terlalu kecil sehingga
sukar menekan biaya.
5.Sumber Belajar: Tarmudji,Tarsis.1996.Prinsip-prinsip
Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a. Sebutkan dan jelaskan lima jenis kelompok bisnis !
b. Bagaimanakah cara mengatasi kesenjangan industri?
c. Sebutkan dan jelaskan apa saja penyebab, keterbelakangan
industri kecil!
PERTEMUAN VII
1.Pokok Bahasan : Bisnis yang Bermoral
2.Sub. Pokok Bahasan :
- Membangun Kepercayaan
- Antara Hukum dan Mekanisme Pasar
- Menghormati Martabat Manusia
3.Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa mampu memahami
bisnis yang bermoral
4. Materi
4.1 Membangun Kepercayaan Masyarakat
Dalam ekonomi ada tiga pertanyaan yang mendasar yaitu: what,
how, dan for whom. What, apa yang akan diproduksi, pasar yang menentukan. How,
bagaimana memproduksi barang tersebut, hal itu berhubungan dengan skala
teknologi, padat karya atau padat modal. For whom, untuk siapa dijual, juga
pasar yang menentukan. Nilai dasar yang dianut oleh masyarakat bisnis adalah
kesejahteraan dan penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan barang dan jasa
yang baik, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tenaga kerja dan pemilik usaha
dengan jalan membagi kesejahteraan yang diperolehnya dari proses pemenuhan
kebutuhan konsumen, yang dilandasi kejujuran dan keterbukaan.
Kepercayaan masyarakat sangat diperlukan bila setiap usaha
menginginkan kelestariannya dan kelestarian merupakan landasan untuk mengembangkan
usaha yang lebih berdaya guna. Wirausahawan diisyaratkan untuk membangun
kepercayaan masyarakat dengan menggunakan cara pemakaian sumber daya secara
hati-hati, terencana, dan efektif, menerapkan persaingan bebas dan terbuka,
mengembangkan teknologi produksi, pemasaran dan komunikasi yang lebih baik.
4.2 Antara Hukum dan Mekanisme Pasar
Dalam rangka menghindari fiksi perdagangan, menciptakan
perdagangan yang lebih bebas, menciptakan persaingan yang sehat dan memberikan
kesempatan yang sama kepada semua pihak, maka wirausaha diminta untk
memperhatikan berbagai aturan yang berlaku, lebih jauh lagi ditekankan bahwa
setiap bentuk perilaku yang tidak wajar, selain konsekuensi hukum, akan membawa
berbagai konsekuensi baik maupun buruk. Dengan demikian, diperlukan kesungguhan
untuk memahami mekanisme pasar seutuhnya, kemudian menata dengan aturan main
yang sesuai dengan perkembangan perdagangan modern, sehingga dunia usaha harus
dapat mendukung apa yang dimaksud sebagai perdagangan bebas dunia, yang diterapkan
oleh World Trade Organization (WTO).
4.3 Menghormati Martabat Manusia
Tanggungjawab yang terkandung dalam kebijakan dan tindakan
wirausaha antara lain adalah penghormatan terhadap martabat manusia, termasuk
komitmen untuk membagi kesejahteraan bersama secara proporsional merupakan
nilai moral dasar yang harus diakui dalam komunitas umat manusia. Berdasarkan
alasan-alasan tersebut dan karena aktifitas usaha merupakan alat yang memiliki
kekuatan perubahan sosial, maka diperlukan sikap orang yang dapat mempengaruhi
keputusan-keputusan yang membawa keberhasilan bersama. Para wirausahawan juga
harus memperhatikan isu-isu penting seperti hak asasi manusia, pendidikan
kesejahteraan dan optimalisasi kegiatan produksi yang dilaksanakan. Selain itu,
diisyaratkan juga untuk membangun kesejahteraan ekonomi dunia, selain
kesejahteraan sosial ekonomi negara yang bersangkutan. Hal tersebut dapat
menggunakan cara pemakaian sumber daya yang hati-hati, pengembangan inovasi
terhadap produksi, pemasaran dan komunikasi yang lebih baik.
5.Sumber Belajar: Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip
Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran ;ceramah dan diskusi
7.Evaluasi
a. Bagaimanakah membentuk bisnis yang bermoral? Jelaskan!
PERTEMUAN VIII - X
1.Pokok Bahasan ; Resep Berwirausaha
2.Sub. Pokok Bahasan:
- Resep Mendapatkan Bisnis
- Resep Membuka usaha baru
- Resep Memilih Bisnis Waralaba
- Resep Memilih MLM
- Resep Mengembangkan Bisnis MLM
- Resep Mengelola Usaha Balita
- Resep Sukses Agen Asuransi
- Resep Menyulap Pelanggan
- Resep Membangun Website Bisnis
3.Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa mampu memahami resep
berwirausaha
4. Materi
4.1 Resep Mendapatkan Bisnis Sampingan
Ada 15 cara untuk mendapatkan bisnis sampingan, yaitu: (1)
Modal Penampilan, (2) Manfaatkan Bakat, (3) Bisniskan Hobi, (4) Standar
kualitas, (5) Standar Tarif, (6) Semua Profesi Berpotensi, (7) Promosikan
Langsung, (8) Kartu nama Bisnis, (9) Mintalah referensi, (10) Menu Bicara, (11)
Problem Solver, (12) Pialang, (13) Kolektor Kartu Nama, (14) Mendatangi
Pameran, dan (15) Lakukan Sekarang Juga.
4.2 Resep Membuka Usaha Baru
Ada 15 cara untuk membuka usaha baru, yaitu: (1) melayani
kebutuhan, (2) menjual eceran, (3) menjual penemuan, (4) duplikasi usaha, (5)
jual keterampilan, (6) usaha pelatihan, (7) usaha keagenan, (8) barang koleksi,
(9) buka kantor usaha, (10) bisnis DS/MLM, (11) beli waralaba, (12) beli usaha
prospektif, (13) beli usaha sekarat, (14) buka lokasi, dan (15) usaha bersama.
4.3 Resep Memilih Bisnis Waralaba
Ada 10 resep dalam memilih usaha, yaitu: (1) mengenali
kekuatan, (2) analisis tren pasar, (3) prospek dan penerimaan, (4) meneliti
proposal, (5) proyeksi keuntungan, (6) tenaga kerja, (7) keuangan dan dukungan,
(8) lokasi, (9) popularitas, dan (10) kunjungi kantor.
4.4 Resep Memilih MLM
Ada 12 resep memilih MLM, yaitu: (1) memiliki IUPB, (2)
anggota APLI, (3) meneliti perusahaan, (4) mendatangi seminar, (5) marketing
plan, (6) memilih produk, (7) harga produk, (8) jaminan kepuasan, (9)
pelatihan, (10) memilih Upline, (11) jenjang karier, dan (12) recognition.
4.5 Resep Mengembangkan Bisnis MLM
Ada 19 cara untuk mengembangkan bisnis MLM, yaitu: (1)
katalog dan produk, (2) alih konsumsi, (3) orang terdekat, (4) tanpa beban, (5)
Saya dari..., (6) membantu prospek, (7) kenalan baru, (8) alat bantu, (9)
tempat strategis, (10) hari istimewa, (11) manfaatkan internet, (12) buku
catatan, (13) aktif, (14) duplikasi keberhasilan, (15) melahirkan leader, (16)
konsistensi dan daya tahan, (17) fokus, (18) banyak belajar, dan (19)
keyakinan.
4.6 Resep Mengelola Usaha Balita
15 resep mengelola usaha balita, yaitu:, (1) rencana bisnis,
(2) mencari modal, (3) amankan modal, (4) potong biaya, (5) tunai, (6) kepuasan
pelanggan, (7) koneksi, (8) iklan dan promosi, (9) ekspo bisnis, (10) jadilah
PR, (11) Website bisnis, (12) bentuklah sistem, (13) fleksibel, (14) miliki
modal bisnis, dan (15) antisipasi resiko.
4.7 Resep Sukses Agen Asuransi
Ada 15 resep sukses agen asuransi, yaitu (1) tidak memiliki
takut, (2) kesan menawan, (3) keakraban, (4) humor, (5) data pribadi, (6) tepat
waktu, (7) tidak wajib beli, (8) prsentasi sederhana, (9) siap solusi, (10)
tempat bertemu, (11) percaya diri, (12) servis terbaik, (13) purna jual, (14)
keluarga, dan (15) tanggungjawab.
4.8 Resep Menyulap Pelanggan Menjadi Agen Penjualan
Ada 10 resep menulap pelanggan menjadi agen penjualan,
yaitu: (1) excellent produk, (2) miliki merk, (3) komisi order, (4) diskon dan
voucer, (5) hadiah produk, (6) suvenir khusus, (7) Alat pemesanan, (8) biaya
promosi, (9) excellent service, dan (10) sistem sederhana.
4.9 Resep Membangun Website Bisnis
Ada 19 resep membangun website bisnis, yaitu: (1) menentukan
anggaran, (2) tambahkan isi dan fasilitas, (3) sistem pembayaran online, (4)
privacy policy, (5) approval, (6) promosi URL, (7) terdaftar di mesin pencari,
(8) barter link, (9) barter barnner, (10) program afiliasi, (11) mengikat
pengunjung, (12) newsletter, (13) tanggap pada konsumen, (14) analisis
aktivitas, (15) membangun komunitas, (16) membership, (17) media interaktif,
(18) mengglobal, dan (19) aspek legal.
5.Sumber Belajar:Zaques, Edy.2004.Resep Cespleng
Ber-wirausaha: 130 Kiat Jitu Melipatgandakan Penghasilan Dengan Modal
Seadanya.Yogyakarta: Gradien Books.
6.Metode Pembelajaran ; diskusi dan ceramah
7.Evaluasi
a.Sebutkan resep mendapatkan bisnis!
b.Sebutkan resep membuka usaha baru!
c.Sebutkan resep memilih bisnis waralaba!
d.Sebutkan resep memilih MLM !
e.Sebutkan resep mengembangkan bisnis MLM!
g.Sebutkan resep mengelola usaha balita!
h.Sebutkan resep sukses agen asuransi !
i.Sebutkan resep menyulap pelanggan menjadi agen penjualan!
j.Sebutkan resep membangun Website bisnis!
PERTEMUAN XI
1.Pokok Bahasan : Wirausaha baru
2.Sub. Pokok Bahasan : Cara membuka usaha baru
3.Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa mampu memahami
cara-cara membuka usaha baru
4.Materi ; berdasarkan materi lapangan
5.Sumber Belajar : wirausaha yang sudah berjalan
6.Metode Pembelajaran : diskusi dan demonstrasi
PERTEMUAN XII
1.Pokok Bahasan : Bisniss Plan
2.Sub. Pokok Bahasan : Rencana membuka usaha baru
3.Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu merencanakan
dan mempraktekan usaha baru di lingkungan kampus.
4.Materi : membuat rencana usaha berdasarkan dari hasil
pengamatan lapangan
5.Sumber Belajar : wirausaha yang sudah berjalan
6.Metode Pembelajaran : demonstrasi
PERTEMUAN XIII
TES SEMESTER